MENANGANI
PENGGANDAAN
DOKUMEN
BAB I
MEMILIH JENIS PENGGANDAAN YANG SESUAI
PENGGANDAAN DOKUMEN
Penggandaan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti proses, cara,
perbuatan menggandakan. Penggandaan juga bisa diartikan sebagai usaha memperbanyak atau melipatgandakan beberapa kali dokumen. Suatu perbuatan menggandakan
atau memperbanyak dokumen sesuai dengan kebutuhan dengan menggunakan alat
penggandaan, sehingga diperoleh hasil yang sama dengan aslinya.
Menurut Kamus Kepegawaian:
1.
Dokumen adalah semua catatan tertulis, baik
tercetak maupun tidak tercetak.
2.
Dokumen adalah segala benda yang mempunyai
keterangan-keterangan yang dipilih untuk dikumpulkan, disusun, disediakan atau
disebarkan.
Menurut Kamus Bahasa Inggris Webster:
1.
Dokumen dapat membuktikan dengan keterangan dan
melengkapi keterangan dengan fakta-fakta.
2.
Dokumen melengkapi keabsahan keterangan,
pernyataan, lampiran-lampiran, seperti untuk melengkapi sebuah buku atau tesis.
Menurut Ensiklopedi Administrasi:
1.
Dokumen adalah warkat asli yang digunakan sebagai
alat pembuktian atau sebagai alat untuk mendukung keterangan.
2.
Dokumen adalah kegiatan/proses pengumpulan dan
pengelolaan dokumen secara sistematis serta penyebarluasan kepada pemakai
informasi.
Dokumen menurut Ensiklopedi Umum adalah surat, akte, piagam,
surat resmi, dan bahan rekaman tertulis atau tercetak yang dapat memberikan
keterangan.
Dokumen adalah sesuatu yang
tertulis dan tercetak yang dapat dipergunakan sebagai bukti atau keterangan,
termasuk benda-benda yang mempunyai nilai sejarah.
FUNGSI PENGGANDAAN
Bagian penggandaan di suatu kantor memegang peranan dan fungsi antara lain:
1.
Memberikan pelayanan dalam hal memperbanyak
dokumen.
2.
Memberikan pelayanan dalam hal memperbanyak
dokumen untuk bagian-bagian lainnya.
3.
Memberikan pelayanan dalam hal memperbesar atau
memperkecil tulisan dari suatu dokumen sesuai dengan keinginan pimpinan.
4.
Bertanggung jawab atas pekerjaan yang telah
dipercayakan pimpinan kepadanya.
5.
Memberikan pelayanan sesegera mungkin secara
optimal.
Beberapa bentuk penggandaan yang lazim dilakukan antara lain:
1.
Memperbanyak dokumen naskah sebagai bahan suatu
pekerjaan, misalnya memperbanyak materi rapat, undangan, laporan, bukti
transaksi dan sebagainya.
2.
Memperbanyak dokumen yang berisi gambar atau lukisan,
misalnya menduplikasi gambar peraga,
foto dan sebagainya.
3.
Memperbanyak hasil rekaman, misalnya memperbanyak
compact disk, video compact disk, cassette dan sebagainya.
4.
Memperbanyak dokumen korporil, misalnya
memperbanyak replikanya, dan lain-lain.
MEMILIH ALAT YANG SESUAI
Suatu ide atau informasi yang telah
dihimpun dalam suatu tata aturan penulisan sehingga menjadi suatu naskah atau
dokumen biasanya berwujud tulisan atau bentuk rekaman.
Untuk menyebarluaskan dokumen
tertulis yang hanya akan disebarkan untuk beberapa orang saja, kita cukup
membuat proses warkat tersebut dengan cara mengetik dengan rekaman karbon dan
kita mengengalnya dengan istilah tembusan atau copy. Cara ini hanya
memberikan salinan dalam jumlah sedikit. Bila salinan diperlukan dalam jumlah
besar, maka digunakan proses penduplikasian atau pengopian atau penggandaan.
Pada jaman sekarang ini, perkantoran
lebih terbantu dengan adanya komputer. Dengan memakai komputer, suatu kesalahan
sangat mudah untuk dikoreksi. Dengan demikian, hasil cetaknya lebih bersih,
rapi dan mampu mencetak sama dalam jumlah yang banyak.
Penduplikasian atau penggandaan
berfungsi untuk menghasilkan surat
edaran, daftar harga, laporan, formulir kantor, dan sebagainya. Dalam memilih
peralatan pengganda dokumen, kita perlu memperhatikan beberapa hal berikut:
1. Jumlah salinan yang diperlukan
Proses yang berbeda menghasilkan
jumlah yang berbeda pula. Asalkan kebutuhan normal terpenuhi, jumlah yang
sangat besar dapat dikerjakan dengan menyiapkan dua master atau lebih.
2. Jenis dan kualitas kertas yang
digunakan
Beberapa proses memerlukan jenis
kertas tertentu. Hal ini perlu dipertimbangkan dalam hubungannya dengan tujuan
pembuatan salinan. Bila formulir kantor akan digandakan, kertas yang digunakan
harus cocok untuk pengetikan atau tulisan tangan
3. Perlu tidaknya penduplikasian
warna
Hendaknya dipertimbangkan bahwa warna
kadang-kadang sangat diperlukan. Misalnya untuk katalog, bagan, gambar, atau
sketsa yang diduplikasi, warna mungkin diperlukan.
4. Mesin dipergunakan untuk
pemakaian yang intensif atau yang biasa
Bila volume penggandaan begitu besar
sehingga mesin akan digunakan sepanjang hari, maka kita harus memilih mesin
yang berkonstruksi kokoh dan mempunyai penggerak listrik yang hemat energi.
Ada beberapa alat yang digunakan dalam
penggandaan dokumen/surat antara lain sebagai berikut:
1.
Penggandaan dokumen dengan menggunakan
duplikator hektografik dengan alkohol.
2.
Penggandaan dokumen dengan duplikator
stensil.
3.
Penggandaan dokumen dengan duplikator
offset-litho.
4.
Penggandaan dokumen dengan duplikator
typeset.
5.
Penggandaan dokumen dengan menggunakan
mesin scanner.
6.
Penggandaan dokumen dengan menggunakan
mesin cetak.
7.
Penggandaan dokumen dengan menggunakan
mesin foto copy.
8.
Penggandaan dokumen dengan menggunakan
mesin riso/risograph.
9.
Penggandaan dokumen dengan menggunakan
alat pencetak/printer.
JENIS-JENIS ALAT / MESIN:
1.
DUPLIKATOR HEKTOGRAFIK DENGAN
ALKOHOL
Duplikator dengan alkohol akan
mereproduksi ketikan, tulisan tangan atau gambar dalam berbagai warna. Mesin
ini mampu mereproduksi beberapa warna sekali jalan. Kombinasi warna
dimungkinkan pada satu salinan master dengan proses sederhana penulisan atau
pengetikan di atas kertas karbon berwarna yang berlainan secara bergantian.
Mesin ini mampu menggandakan 100
hingga 250 lembar salinan. Master dapat diangkat dari mesin dan disimpan,
sehingga pencetakan dalam jumlah sedikit dapat dilakukan beberapa kali.
Penggantian master dimungkinkan di antara pemakaian. Tata letak master yang
sesuai memungkinkan untuk mencetak informasi yang sama atau yang berbeda
sebagian, pada formulir dengan ukuran yang bervariasi, seperti misalnya:
faktur, surat tanda penyerahan barang, dan surat pesanan. Dengan
kertas khusus yang disela lembaran kertas karbon hektograrfik, master dapat
disiapkan sebagai keluaran komputer.
Mesin duplikator dengan alkohol ini
terutama cocok untuk menggandakan dokumen berjumlah 10 lembar lebih.
2.
DUPLIKATOR STENSIL
Mesin stensil tidak lain adalah mesin
menghasil dokumen berbentuk lembaran dalam jumlah banyak dengan menggunakan
pembantu “kertas master” yang disebut dengan stencil sheet atau sit stensil.
Bila dua warna atau lebih diperlukan pada salinan akhir, stensil yang terpisah
harus dibuat dan penduplikasian yang terpisah harus dijalankan untuk setiap
warna.
Kita mengenal 2 macam mesin stensil,
yaitu mesin stensil manual dan mesin stensil listrik. Terdapat pula model
dengan bantalan datar, yang merupakan jenis duplikator stensil termurah dan
memadai bila volume kerja yang harus dilakukan sedikit.
Duplikator stensil mampu menghasilkan
salinan hingga 4000 lembar. Stencil sheet dapat disimpan dan digunakan kembali
bila ditangani dengan baik. Duplikator stensil kerap dibatasi untik memproduksi
salinan pada kertas isap yang agak teball. Model kertas ini cocok untuk jenis
laporan, spesifikasi, daftar harga, tetapi kurang cocok untuk katalog dan formulir.
3.
DUPLIKATOR OFFSET-LITHO
Duplikator ini dapat mereproduksi
ketikan, tulisan tangan, gambar atau foto. Untuk salinan berwarna diperlukan
master yang terpisah dan penduplikasian yang terpisah untuk setiap warna.
Semua jenis kertas biasa atau kartu
tipis dapat digunakan. Salinan yang dihasilkanpun berkualitas tinggi. Prosesnya
sangat sesuai untuk membuat formulir kantor, terutama formulir dengan
garis-garis yang kompleks.
Mesin ini mampu menghasilkakn salinan
hingga 50.000 lembar bila menggunakan master logam. Master logam dapat disimpan
dan direvisi. Untuk master dari kertas, mesin ini mampu menghasilkan salinan
hingga 100, 500 atau 2.000 lembar.
4.
DUPLIKATOR TYPESET
Duplikator typeset adalah mesin cetak
kecil yang menggunakan jenis letterpress.
Proses pengetikan setting berjalan lambat dan memerlukan ketrampilan tertentu,
tetapi menghasilkan cetakan berkualitas tinggi. Typesetting memberikan hasil
yang berkualitas tinggi dan memiliki berbagai macam pilihan huruf. Peralatan
ini semakin menjadi bagian dari kantor yang terpadu.
Ada
empat macam duplikator yang dapat kita temukan, yaitu:
a.
photo-mechanical phototypesetter
b.
digital phototypesetter
c.
laser digital phototypesetter
d.
laser digital typesetter
5.
MESIN SCANNER
Stensil sit yang diproses dengan mesin
scanner mula-mula diproses pada kertas biasa dan apabila diperlukan dapat
diedit dengan foto, gambar, tabel atau grafik.
Setelah selesai di-layout atau diedit
dan penetapan perwajahan selesai, maka dengan mesin scanner dan stensil sit
scanner, copy master yang telah diproses di kertas tersebut dapat dipindahkan
ke dalam stensil sit scanner dengan bantuan mesin scanner yang bekerja secara
elektronik.
6.
MESIN CETAK
Mesin cetak dalam atau dalam bahasa
Belanda sering disebut dengan istilah “Gravure”
mempunyai bagian-bagian utama yang berupa tempat acuan, penekan yang mengatur
dengan bak tinta, dan penghantar kertas.
Ada
empat kelompok komponen utama dalam mesin cetak, sehingga berkembang mesin
cetak seperti:
a.
Mesin cetak tinggi
Merupakan mesin cetak yang mempunyai
kemampuan tinggi di dalam menghasilkan kualitas dan kuantitas hasil cetakan.
Mesin ini sifatnya lebih produktif.
b.
Mesin cetak dalam
Merupakan
mesin cetak yang memiliki bahan acuan dan penyapu tinta.
c.
Mesin cetak saringan
Merupakan mesin yang memjliki prinsip
kerja tinta mengalir pada acuan yang terbuat dari saringan berbingkai dan
kemudian disapu oleh penyapu tinta. Sehingga pada saat itu menekan bahan
cetakan atau kertas.
d.
Mesin cetak offset
Sistem penekan mesin offset terdiri
dari silinder tempat acuan, silinder tempat karet penghapus, silinder tekan
pembawa kertas, dan peralatan pembasah yang berfungsi sebagai pembasah acuan
sebelum terkena tinta.
7.
MESIN FOTOCOPY
Menggandakan dokumen dengan mesin
fotokopi sudah banyak dilakukan, baik dilingkungan kantor maupun perusahaan.
Naskah asli yang digandakan dengan
fotocopy akan menghasilkan rekaman naskah yang baik kualitasnya dan mirip
mendekati aslinya, tetapi umumnya tulisannya berwarna hitam, sekalipun sekarang
sudah banyak muncul fotokopi berwarna.
Oleh karena itu banyak orang yang
menggunakan jasa fotokopi untuk menggandakan naskah, baik untuk keperluan
pribadi, dinas maupun kepentingan pendidikan/studi. Salinan dapat dibuat pada kertas
biasa atau pada kertas khusus, transparansi atau master duplikasi.
Menggandkan dengan mesin fotokopi pada
prinsipnya tidaklah terlalu sulit dengan syarat sebelum mengoperasikan itu kita
harus mempelajari terlebih dahulu petunjuk manual atau buku petunjuk penggunaan
mesin tersebut.
Kita mengenal dua jenis mesin fotokopi
yaitu mesin pengopi kertas berlapis (automatic document feeder) dan mesin
pengopi kertas biasa. Mesin pengopi kertas berlapis menggunakan toner basah
atau kering dan lebih mudah dioperasikan.
8.
MESIN RISOGRAPH
Risograph adalah istilah produk Gestetner untuk satu jenis mesin
pengganda yang sama. Risograph adalah system cetal digital dengan kecepatan
tinggi yang diproduksi oleh Kagaku Riso Corporation dan dirancang
terutama untuk pencetakan volume tinggi dan fotocopy. Risograph adalah mesin
pembuat copy untuk jumlah besar dengan menggunakan master. Bentuk dan cara
kerjanya seperti mesin fotokopi biasa, berkemampuan sampai 120 lembar per
menit, dapat mengkopi kertas tipis 46 gram sampai 210 gram dengan menggunakan
master khusus yang dibuat pada mesin itu juga secara elektroni. Dapat
memperbesar/memperkecil kopian, menggabung 2 original dan tintanya dapat
diganti warna menurut selera (biru, hitam, coklat, merah dan hijau).
Effisien untuk mengganda dalam jumlah
besar dan tenaga listrik yang diperlukan kurang dari 500 watt. Operator
terhindar dari tangan kotor, hasil copy tajam dan jelas, ditambah lagi hemat
energi dan bebas polusi.
9.
ALAT PENCETAK/PRINTER
Alat ini dapat beroperasi apabila dihubungkan
dengan komputer. Alat pencetak/printer menghasilkan cetakan yang lebih
berkualitas dan terang sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan.
Ada
beberapa jenis printer, antara lain matriks, pancaran tinta dan laser, LCD
/citra elektronis dan pengumpan pencetak.
a.
Matriks
Pencetak ini
menubrukkan sekelompok titik kecil ke atas kerjtas sehigga bergabung membentuk
karakter. Kualitasnya umumnya tidak
terlalu baik, tetapi lazim digunakan. Pencetak matriks dengan kepadatan
ganda/double density menggunakan struktur bintik yang lebih halus sehingga
menghasilkan karakter dengan kualitas yang lebih baik.
b.
Pancaran tinta dan laser
Keduanya adalah
sistem yang mencetakkan tinta pada halaman tanpa membentur kertas.
c.
LCD / citra elektronis
Alat ini pada
dasarnya merupakan mesin fotokopi yang menyalin secara elektronis informasi
yang tersimpan dan sering disebut mesin fotokopi inteligen. Mesin ini
menggunakan sinar laser yang dikendalikan oleh pengolah kata, dengan
menempatkan citra karakter pada drum penyalin. Mesin ini baru, tetapi memiliki
potensi besar karena mampu menghasilkan kualitas yang baik dengan kecepatan
tinggi dan juga dapat mengopi bahan yang biasa.
d.
Pengumpan pencetak
Pengumpan tunggal, gravitasi atau
geser baik untuk aplikasi pengolah kata untuk surat tunggal, tetapi agak lambat untuk
pengunaan dalam jumlah besar. Untuk pengumpan lebar-ganda diperlukan:
1).
Pengumpan traktor memiliki
kertas yang terlipat seperti kipas dengan lubang pada kedua sisinya yang
menyangkut pada mekanisme gigi roda untuk memegang kertas sementara kertas itu
bergerak melewati pencetak. Lembaran tersebut dapat dirobek pada garis lipatnya
setelah pencetakan. Ini pada dasarnya lebih murah dan dapat diandalkan, akan
tetapi memerlukan kertas khusus.
2).
Pengumpan lembaran adalah
wadah bertutup yang menyimpan ratusan atau lebih lembaran kertas atau amplop
dan mengumpankan lembaran tersebut satu demi satu ke dalam pencetak. Alat ini
lebih mahal, tetapi lebih tidak merepotkan dibandingkan pengumpan traktor.
BAHAN-BAHAN YANG DIBUTUHKAN
DALAM PENGGANDAAN DOKUMEN
Setelah mengetahui jenis dokumen yang akan digandakan dan
mesin yang akan dipakai pada proses penggandaan, maka langkah selanjutmya
adalah menentukan bahan-bahan yang dibutuhkan dalam penggandaan dokumen. Bahan
yang dibutuhkan dalam proses penggandaan selain kertas antara lain:
JENIS MESIN
|
BAHAN YANG DIBUTUHKAN
|
Duplikator hektografik alkohol
|
Master, kertas karbon berwarna
|
Duplikator stensil
|
Kertas master (stensil sit, tinta stensil, mesin ketik,
komputer, printer dot matrix).
|
Duplikator offset-litho
|
Master kertas, master logam
|
Duplikator typeset
|
Letterpress
|
Scanner
|
Komputer
|
Mesin cetak
|
Tinta cetak
|
Mesin foto copy
|
Toner
|
Risograph
|
Master riso, tinta riso
|
Printer
|
Komputer, tinta printer
|
Mesin offset
|
Master (plat), tinta mesin offset
|
AKTIVITAS 1:
1.
Apa yang dimaksud dengan penggandaan?
2.
Apa yang dimaksud dengan dokumen?
3.
Apa yang dimaksud dengan penggandaan dokumen?
4.
Sebutkan fungsi penggandaan!
5.
Sebutkan beberapa alat yang digunakan
di dalam penggandaan dokumen/surat!
6.
Sebutkan empat kelompok komponen utama
di dalam mesin cetak!
7.
Teknik operasional dari mesin fotokopi
melibatkan tiga bagian utama dari mesin, sebutkan!
8.
Sebutkan dua macam jenis mesin stensil
dan jelaskan perbedaannya!
9.
Sebutkan dan jelaskan beberapa jenis
mesin cetak!
10.
Sebutkan bahan lain yang dibutuhkan dalam proses penggandaan selain kertas!
BAB II
MELAKUKAN PENGGANDAAN DOKUMEN
PENGOPERASIAN ALAT/MESIN
1.
DUPLIKATOR HEKTOGRAFIK DENGAN
ALKOHOL
Cara pengoperasian duplikator dengan
alkohol adalah sebagai berikut:
a.
Penyiapan salinan master
Salinan master disiapkan pada sehelai art paper (permukaannya mengkilap)
dengan menggunakan kertas karbon hektografik. Kertas karbon dipasang dengan
permukaan yang berlapis menghadap ke atas, dan art paper ditaruh di atasnya, dengan permukaan yang
mengkilap menghadap ke bawah.
Bahan yang akan direproduksi ditulis
dengan mesin ketik, pensheet atau ballpoint pada muka art paper yang terpapar,
sehingga cetakan karbon terbalik diperoleh pada permukaan yang mengkilap.
Salinan master dapat pula dibuat dari dokumen asli dengan proses penyalin
pemindah-panas.
b.
Proses penduplikasian
Salinan
master dipasang pada rol duplikator. Kertas yang diumpankan ke dalam mesin
lebih dulu dibasahi dengan alkohol dan kemudian ditekankan pada salinan master.
Alkohol melarutkan sedikit cetakan karbon dan dengan demikian membentuk salinan
di atas kertas.
2.
DUPLIKATOR STENSIL
Cara
mengoperasikan mesin stensil adalah sebagai berikut:
a.
Sebelum mengetiak pada sit stensil
sebaiknya huruf/letter pada tuts dibersihkan terlebih dahulu dengan sikat kawat
halus. Huruf-huruf yang harus dibersihkan antara lain a, b, d, e, g, m, o, p
dan w karena sering kotor terkena endapan bekas karbopn atau tip-ex.
b.
Sit stensil harus benar-benar rata pada
roll mesin tik agar menghasilkan bekas ketikan yang baik di sit stensil.
c.
Pengetikan pada mesin sit stensil
sebaiknya tidak perlu tergesa-gesa. Hal ini dikarenakan kesalahan pengetikan
memang dapat dibetulkan dengan koreksi, tetapi akan menghasilkan cetakan yang
kurang memuaskan.
d.
Dalam menghentak tutus tidak perlu
ekstra kuat, tetapi dengan normal hentakan saja sudah cukup untuk menghasilkan
cetakan yang baik.
e.
Kita harus senantiasa membaca terlebih
dahulu hasil ketikan sebelum kita melepaskannya dari mesin.
f.
Stensil terdiri atas suatu lapisan
bahan dengan pelapis yang kedap tinta. Stensil digores, entak dengan mesin
ketik (tanpa tinta) atau dengan tulisan tangan atau digambari dengan
menggunakan pensheet. Master dapat pula disiapkan dengan proses pengopian
pemindah-panas atau denga pemotong stensil elektronik.
g.
Tinta ditekan menembus goresan pada
stensil ke kertas yang melekat rapat. Mesin putar, kemudian dioperasikan, bisa
menggunakan tenaga tangan atau listrik.
3.
DUPLIKATOR OFFSET-LITHO
Pengoperasian duplikator offset-litho
adalah sebagai berikut:
a.
Master disiapkan pada lembaran logam
tipis atau kertas dengan permukaan khusus. Master ini dapat di ketik dengan
bantuan pita khusus, ditulis tangan, atau digambar dengan menggunakan tinta
ayau bolpoint khusus, atau dihasilkan dengan pemindahan difusi, pemindahan
gelatin atau pengopian elektronik.
b.
Salinan master, setelah dibasuh dengan
zat kimia, dipasang pada drum dimana master itu berkontak dengan air dan tinta
berdasar-minyak, secara terpisah atau sebagai emulsi. Prosesnya mengandalkan
kenyataan bahwa minyak dan air tidak akan
bercampur. Bagian kosong dari master
menjadi basah sehingga tidak menerima tinta cetak sama sekali. Sebaliknya,
cetakan berminyak yang dibuat dengan ketikan atau tulisan tangan menolak air
dan menerima tinta.
Lain
dengan master hektograf, cetakan pada master tidak berupa kebalikan dan dengan
demikian harus dibalik sebelum berkontak dengan kertas. Rol kedua, yaitu rol
pencetak atau “selimut”, dengan demikian dipasang diantara drum master dan
kertas. Tinta pada master diambil berupa kebalikan oleh selimut dan dipindahkan
ke kertas dimana cetakan muncul dalam bentuk yang benar.
4.
MESIN SCANNER
Cara
pengoperasian dari mesin scaner adalah sebagai berikut:
a. Stensil
sit scaner yang telah diproses dengan mesin scaner menjadi master untuk
selanjutnya diproses pada mesin stesil biasa.
b. Putar
halaman demi halaman master stensil sit.
c. Pisahkan
atau sortir halaman setiap sepuluh halaman.
d. Susun
naskah sesuai halaman.
e.
Setelah selesai semuanya, maka potonglah sekaligus tepi-tepi kertas dengan
mesin pemotong kertas elektronik.
5.
MESIN CETAK
Mesin cetak juga merupakan mesin/alat
penggada dokumen/naskah. Cara pengoperasian dari mesin cetak antara lain
sebagai berikut:
a.
Kita menghidupkan mesin dengan tombol
On.
b.
Setelah mesin hidup, maka acuan
(master ofse) kena tinta.
c.
Tinta tersebut disuplai oleh
penghantar tinta.
d.
Pada saat itu, kertas dihantar oleh
penghantar kertas.
e.
Penekan berbentuk silinder mengambil
acuan dan tinta kemudian menempel di kertas untu terus dilepaskan.
f.
Kertas bersih berubah menjadi kertas
yang sudah cetak sesuai dengan desain pada acuan.
6.
MESIN FOTOCOPY
Tehnik
pengoperasian dari mesin fotokopi melibatkan 3 bagian utama dari mesin, yaitu:
a. Bagian bak kertas kosong.
Kertas dari bak ditarik satu persatu
dengan peralatan penarik kertas sehingga didalam mesin fotocopi terjadi proses
perekaman naskah yang diletakkan pada papan kaca dimana kertas tersebut harus
diletakkan terbalik (tengkurap).
b. Bagian mesin pemroses
Kertas yang tyerkena proses foto dengan
kekuatan sinar khusus dan alat elektronik, maka terjadilah perekaman naskah
asli dipindahkan ke atas kertas yang telah terkena tinta.
c. Bagian bak penampung hasil
Pada bagian “bak penampung hasil” ini
kertas hasil fotocopi diletakkan. Kelebihan mesin fotocopi adalah kemampuan
memperbesar atau memperkecil naskah. Dengan demikian, fotocopi amat membantu
penyebarluasan hasil pengolahan dokumen kepada konsumen yang membutuhkan
dokumen dan sangat membantu sekali dalam peningkatan kerja.
7.
ALAT PENCETAK/PRINTER
Alat
pencetak juga merupakan salah satu dari alat /mesin pengganda dokumen/naskah.
Cara pengoperasian dari alat pencetak antara lain sebagai berikut:
a.
Kita mengaktifkan file dokumen yang
akan anda cetak.
b.
Setelah itu, kita harus memastikan
bahwa alat pencetak telah siap digunakan untuk mencetak.
c.
Kemudian, kita harus memilih file.
d.
Setelah kita menekan file, maka akan
ditampilkan kotak dialog print
e.
Kemudian, setelah ada tampilan kotak
dialog print maka kita menekan tombol Ok.
AKTIVITAS 2:
1.
Bagaimanakah cara kerja mesin fotokopi
dalam menggandakan sebuah dokumen?
2.
Bagaimanakah cara mengoperasikan mesin
stensil?
3.
Bagaimanakah cara mengoperasikan mesin
scanner?
4.
Bagaimanakah cara mengoperasikan mesin
cetak?
5.
Apakah perbedaan dari cara kerja mesin
fotokopi dengan mesin risograph?
6.
Apakah kelebihan dari mesin ritograph
dibandingkan dengan mesin fotokopi?
PEMELIHARAAN ALAT/MESIN
1.
DUPLIKATOR STENSIL
Tahukah
kalian mengenai cara pemeliharaan dari mesin stensil? Cara pemeliharaan mesin
stensil antara lain sebagai berikut:
a.
Saringan mesin stensil hendaknya
diperiksa dan kalau perlu dibersihkan dengan sedikit bensin campur minyak atau
paling tepat adalah dengan air panas sehingga bekas tinta yang kering tidak
menyangkut poad asaringan.
b.
Apabila sudah selesai, kita melepaskan
stensil sit dan kalau menghendaki stensil sit akan dipakai lagi bersihkan dengan
menggunakan minyak tanah yang kemudian disimpan dengan cara menggantung stensil
sit
c.
Tutup mesin stensil supaya bersih.
Sebelumnya kita harus melepaskannya dari aliran listrik.
2.
MESIN SCANNER
Setelah kita mengetahui cara pengoperasian
dari mesin scaner kita simak cara
pemeliharaan mesin scaner adalah
sebagai berikut :
a.
Apabila kita telah selesai memakai
mesin scaner, kita harus membersihkannya dengan menggunakan sikat.
b.
Setelah itu, kita harus memberinya
dengan sedikit minyak agar mudah dipergunakan lagi.
c.
Tutup mesin dengan plastik dan kita harus
melepaskannya dari aliran listrik.
3.
MESIN CETAK
Bagaimana cara pemeliharaan mesin cetak?
Cara pemeliharaan mesin cetak adalah sebagai berikut:
a.
Pisahkan mesin cetak dari kertas yang
sudah dipakai.
b.
Jauhkan mesin cetak dari tinta dan
benda cair lainnya.
c.
Tutup mesin cetak tersebut dengan
menggunakan plastik agar jangan sampai debu masuk
4.
MESIN FOTOCOPY
Kalau kita dapat mengoperasikan mesin fotokopi,
maka kita hendaknya juga dapat melakukan pemeliharaan mesin fotokopi. Di bawah
ini kita akan menjelaskan cara pemeliharaan mesin fotokopi, yaitu:
a.
Setelah selesai dipakai, kita harus
melepaskan mesin fotokopi dari sakelar listrik agar tidak terlalu panas
mesinnya.
b.
Kita harus membersihkan mesin fotokopi
tersebut setiap seminggu sekali.
c.
Sesudah mesin fotokopi dipakai,
diharapkan ditutup kembali agar terbebas dari debu dan air.
5.
MESIN RISOGRAPH
Cara pemeliharaannya sebagai
berikut:
a.
Kaca tempat original selau dibersihkan
dengan kain halus atau tissue pembersih kaca, karena kalau kaca ini kotor hasil
kopian juga kotor.
b.
Tutup pemegang original dibersihkan
dengan kain sedikit basah atau larutan pembersih.
c.
Tinta yang akan membentuk
gambar/tulisan di atas kertas kopi, selalu terkontrol jangan sampai kurang agar
diperoleh hasil kopian yang baik.
d.
Pada waktu mengkopi dilarang mematikan
listrik dan melepas karet kertas.
e.
Jari yang basah atau terkena minyak
jangan memegang kertas kopi karena akan tampak pada hasil kopian.
f.
Jangan sampai benda-benda logam masuk
ke dalam mesin (staples, paper clips dan lain-lain).
g.
Diletakkan pada tempat kering, tidak
tekena sinar matahari langsung, tidak ada AC atai gas dan bersih.
6.
ALAT PENCETAK/PRINTER
Cara pemeliharaan dari alat pencetak antara
lain sebagai berikut:
a.
Sesudah dipakai, alat pencetak ini
maka harap dimatikan.
b.
Apabila menggunakan alat pencetak (Printer), maka jangan menggunakan
kertas lecek/kusut.
c.
Sebelum menggunakan alat pencetak (printer), maka kita terlebih dahulu
harus memeriksa tinta dari alat pencetak(printer).
d.
Tutuplah alat pencetak tersebut dengan
menggunakan kain atau plastik agar terbebas dari debu.
AKTIVITAS 3:
Cobalah
kamu amati di lingkungan sekitarmu atau di tempat-tempat lain yang terdapat
mesin fotokopi, mesin cetak atau mesin stensil. Perhatikan apa merknya dan
serinya. Tanyakanlah pada petugas bagaimanakah cara menggunakan dan merawat
mesin tersebut!
BAB III
MENDISTRIBUSIKAN DOKUMEN
PROSESUR DISTRIBUSI
Ada dua macam prosedur
distribusi di dalam suatu organisasi, yaitu prosedur distribusi internal dan
prosedur distribusi eksternal. Prosedur distribusi internal ditempuh melalui
beberapa kegiatan, yaitu:
1.
Penyortiran
Pekerjaan penyortiran meliputi empat
tugas, yaitu:
a.
Memisahkan surat-surat untuk pimpinan,
sekretaris, karyawan dan surat-surat dinas lainnya.
b.
Menggolongkan surat dinas ke dalam surat dinas
rutin, surat dinas penting dan surat dinas rahasia.
c.
Memisahkan surat-surat yang memerlukan penanganan
khusus, seperti surat tercatat, kilat, kilat khusus, rahasia, wesel pos,
pribadi, dan sebagainya.
d.
Mencatat dalam buku penerimaan tersendiri agar
dapat diterima oleh pihak/orang yang berhak menerimanya.
2.
Pembukaan sampul
Pemberian tanggal dan
pemeriksaan lampiran setelah isi amplop dikeluarkan, sebelum dicatat ke dalam
agenda, terlebih dahulu harus dibubuhkan stempel agenda atau mesin stempel
(time stamps) pada ruang kosong. Setelah stempel agenda dibubuhkan, kegiatan
selanjutnya adalah memeriksa kelengkapan surat, yang meliputi:
a.
Apakah nomor surat sesuai dengan nomor pada
amplop.
b.
Apakah alamat alamat dalam dan alamat luarnya
sudah cocok.
Bila pengirim tidak ada, satukan surat dengan sampulnya.
c.
Apakah perihalnya ada hubungan dengan surat
sebelumnya, bila berhubungan, sertakan surat yang dimaksud.
d.
Apakah lampirannya sudah cocok.
3.
Membaca
Memberi garis bawah dengan
tinta berwarna atau stabilo dan membuat catatan penting atau memberi tanda.
4.
Pengagendaan surat masuk
Mencatat surat masuk ke dalam
buku agenda surat masuk.
5.
Pengarahan surat masuk
Bila surat-surat yang sudah
selesai diagendakan dan ternyata surat tersebut dibutuhkan oleh beberapa
pejabat untuk diketahui, maka surat-surat tersebut di arahkan dengan
menggunakan lembar disposisi.
6.
Penggandaan surat masuk
Memperbanyak surat masuk yang
dibutuhkan beberapa pejabat untuk diketahui atau diproses.
7.
Penyimpanan surat
Setelah semua proses selesai
surat tadi disimpan dengan menggunakan sistem penyimpanan tertentu yang dianut
oleh instansi.
Distribusi
eksternal adalah suatu tata cara atau aturan menyebar luaskan dokumen yang
dilakukan di luar organisasi. Prosedur
distribusi eksternal mencakup beberapa kegiatan, yaitu:
1.
Konsep dibuat oleh sekretaris / kepala tata
usaha.
2.
Memperhatikan beberapa persyaratan dari konsep surat, yaitu:
a.
Bersifat formal atau dinas
b.
Obyektif
c.
Ringkas dan jelas maksudnya
d.
Sopan dan ramah bahasanya
e.
Seragam dalam bentuknya
f.
Rapih dan bersih dalam pengetikannya
3.
Pengetikan
4.
Penandatanganan surat keluar
5.
Pencatatan surat keluar
Surat dicatat di dalam buku agenda
surat keluar
6.
Pengiriman surat keluar
Surat bisa dikirim melalui pos
atau diantar oleh petugas pengantar surat atau kurir dengan membawa buku ekspedisi surat keluar
sebagai bukti pengiriman.
7.
Penyimpanan berkas / arsip
Surat disimpan dengan menggunakan
sistem penyimpanan surat tertentu yang dianut oleh instansi.
KLASIFIKASI DAN PENGKODEAN
DOKUMEN
Pengelompokan dokumen dapat dengan
mudah dilakukan sehingga tidak membutuhkan banyak waktu dalam penyimpanan.
Untuk melakukan pengkodean dokumen dilakukan dengan mencatat pada buku induk
dokumen antara lain sebagai berikut:
1.
Nomor urut
2.
Tanggal dokumen diperoleh
3.
Penyusunan dokumen
4.
Nama/judul dokumen
5.
Kota
tempat terbit
6.
Nama penerbit
7.
Tahun penerbit
8.
Jumlah halaman
9.
Cara memperoleh dokumen
Pada saat ini, dokumen telah banyak
yang direkam atau dijadikan mikro film, bahkan ada pula yang disimpan dalam
memori komputer. Dengan pengolahan kode (kode sandi) akan dapat ditemukan
dengan cepat dokumen yang dicari.
Dokumen bisa berwujud lemblaran,
pita, rekaman, benda atau film. Untuk wujud dari lembaran khususnya warkat atau
surat-surat dipergunakan sistem kearsipan atau filing. Lain halnya dengan
dokumen yang terjilid, penyimpanan, penataan, dan pengamanannya dipergunakan
sistem perpustakaan.
Cara pendistribusian/pembagian
dokumen dapat dilakukan dengan cara tukar menukar informasi, memberikan
informasi, menerima informasi, berlangganan koran atau surat-surat kabar
lainnya, atau dengan melakukan pembelian.,
Pembagian klasifikasi dimulai dari
pembagian utama yang dipecah menjadi divisi, divisi dipecah lagi menjadi seksi,
dan seksi dipecah menjadi sub seksi. Pembagian klasifikasi ini dapat dibagi
menjadi bagian yang lebih kecil lagi, yaitu:
1.
Pola klasifikasi judul/caption dan
pembagian judul atas
2.
Teknik mengindeks
3.
Teknik menetapkan kode
4.
Prosedur dan teknik penyimpanan
5.
Menentukan pencatatan yang diperlukan
KLASIFIKASI JUDUL ARSIP
Arsip-arsip yang ditata menurut
sistem abjad diklasifikasikan menjadi 4 kelompok, yaitu:
1. Arsip Perorangan
Arsip ini diberi judul/caption nama perorangan.
2. Arsip Instansi Pemerintah
Arsip ini diberi judul/caption nama
instansi pemerintah.
3. Arsip Niaga
Arsip ini diberi judul/caption nama
perusahaan.
4. Arsip yang dikelola oleh
badan-badan sosial
TEKNIK MENGINDEKS (MENETAPKAN
UNIT)
Setelah menetapkan kode apakah nama
perorangan, organisasi sosial, instansi pemerintah ataupun swasta, maka
sekarang kita perlu menentukan unit-unit
terpenting. Hal ini dikenal dengan mengindeks.
Contoh:
Nama
orang Indonesia
perorangan: Dra. R.A. Roostika Tri
Handayani
Judul:
Kode Ha
Indeks: Handayani, Roostika, Tri, Raden Ajeng, Dra.
TEKNIK MENETAPKAN KODE
Dalam menetapkan kode, kita
menggunakan suatu teknik yang memuat suatu aturan-aturan dalam mengindeks. Tata
aturan mengindeks dapat dibagi menjadi empat golongan, yaitu nama perorangan,
nama instansi pemerintah, nama perusahaan dan badan-badan sosial/organisasi dan
perhimpunan.
TATA ATURAN MENGINDEKS NAMA
PERORANGAN
Di dalam mengindeks nama perorangan
ada tiga cara, yaitu: berdasarkan nama orang Indonesia, nama Tionghoa dan Nama
Eropa.
1. NAMA ORANG INDONESIA
Dalam mengindeks nama orang Indonesia
terdapat 7 cara, yaitu:
e.
Pada umumnya, untuk indeks nama orang Indonesia
adalah memakai nama asli. Contoh: Nama
Caesar Rahardi Yuda.
No.
|
Nama
(Caption)
|
Unit
I
|
Unit
II
|
Unit
III
|
Kode
Abjad
|
1.
|
Caesar
Rahardi Yuda
|
Yuda
|
Caesar
|
Rahardi
|
Yu
|
f.
Indeks nama orang Indonesia memakai nama marga adalah
nama marganya.
No.
|
Nama
(Caption)
|
Unit
I
|
Unit
II
|
Unit
III
|
Kode
Abjad
|
1.
|
Anin
Lidya Pattinama
|
Pattinama
|
Anin
|
Lidya
|
Pa
|
g.
Indeks nama orang Indonesia dengan urutan kelahiran (orang Bali), diutamakan nama diri, diikuti urutan kelahiran dan
gelar kalau ada.
No.
|
Nama
(Caption)
|
Unit
I
|
Unit
II
|
Unit
III
|
Kode
Abjad
|
1.
|
I
Gusti Made Tira
|
Tira
|
Made
|
I
Gusti
|
Ti
|
h.
Indeks nama orang Indonesia yang
memakai nama Baptis untuk nama orang Kristen diindeks setelah semua nama
Indonesia.
No.
|
Nama
(Caption)
|
Unit
I
|
Unit
II
|
Unit
III
|
Kode
Abjad
|
1.
|
Matheus
Yadi Sukamto
|
Sukamto
|
Yadi
|
Matheus
|
Su
|
i.
Indeks nama orang Indonesia yang
memakai singkatan diindeks nama yang tidak disingkat, dan singkatannya
diusahakan dicari kepanjangannya.
No.
|
Nama
(Caption)
|
Unit
I
|
Unit
II
|
Unit
III
|
Kode
Abjad
|
1.
|
B.J. Habibie
|
Habibie
|
Bachrudin
|
Jusuf
|
Ha
|
j.
Indeks nama gelar-gelar pada nama
Indonesia adalah bahwa gelar pada urutan terakhir.
No.
|
Nama
(Caption)
|
Unit
I
|
Unit
II
|
Unit
III
|
Kode
Abjad
|
1.
|
Prof.
Dr. Adi Chandra
|
Chandra
|
Adi
|
Prof.
|
Cha
|
k.
Indeks nama wanita yang mencantumkan
nama suaminya diindeks nama suaminya terlebih dahulu, juga dibuatkan kartu
tunjuk silang.
No.
|
Nama
(Caption)
|
Unit
I
|
Unit
II
|
Unit
III
|
Kode
Abjad
|
1.
|
Ny.
Dr. Atika Sari
|
Sari
|
Atika
|
Dr
|
Sa
|
2. NAMA ORANG TIONGHOA
Tata cara mengindeks nama orang Tionghoa yang diutamakan adalah nama
keluarganya. Tetapi, untuk nama orang Tionghoa pada umumnya sudah diindeks
dengan sendirinya karena nama keluarganya sudah menjadi urutan pertama. Dengan
demikian, nama Tionghoa tidak perlu dilakukan pengindeksan lagi. Contoh:
No.
|
Nama
(Caption)
|
Unit
I
|
Unit
II
|
Unit
III
|
Kode
Abjad
|
1.
|
Liem
Swie King
|
Liem
|
Swie
|
King
|
Li
|
3. NAMA ORANG EROPA
Pada
umumnya, nama orang Eropa, Jepang,
India, dan
sejenisnya diindeks berdasarkan nama keluarga dan biasanya terdapat setelah
nama asli itu.
No.
|
Nama
(Caption)
|
Unit
I
|
Unit
II
|
Unit
III
|
Kode
Abjad
|
1.
|
George
Robert Terry
|
Terry
|
Robert
|
George
|
Te
|
TATA ATURAN MENGINDEKS NAMA
INSTANSI PEMERINTAH
Peraturan
mengindeks nama instansi Pemerintah yang diindeks adalah nama pokok dari
instansi/lembaga pemerintah. Sedangkan, sifat dari organisasi itu ditempatkan
di antara dua tanda kurung.
No.
|
Nama
(Caption)
|
Unit
I
|
Unit
II
|
Unit
III
|
Kode
Abjad
|
1.
|
Departemen
Dalam Negeri
|
Dalam
|
Negeri
|
Departemen
|
Da
|
TATA ATURAN MENGINDEKS NAMA
PERUSAHAAN
Cara
mengindeks nama perusahaan yang menggunakan huruf bukan singkatan adalah
huruf-huruf tersebut dianggap unit yang berdiri sendiri.
No.
|
Nama
(Caption)
|
Unit
I
|
Unit
II
|
Unit
III
|
Unit
IV
|
Kode
Abjad
|
1.
|
PN
Garam Negara
|
Garam
|
Negara
|
Perusahaan
|
Negara
|
Ga
|
TATA ATURAN MENGINDEKS
BADAN-BADAN SOSIAL/ORGANISASI
DAN PERHIMPUNAN
Peraturan
mengindeks dan memberikan kode nama organisasi dan perhimpunan serta
badan-badan sosial, yang diindeks adalah kata pengenal terpenting dari nama itu
dan sifat organisasi yang ditempatkan pada unit terakhir tersebut.
No.
|
Nama
(Caption)
|
Unit
I
|
Unit
II
|
Unit
III
|
Unit
IV
|
Kode
Abjad
|
1.
|
PGRI
|
Guru
|
Republik
|
Indonesia
|
Persatuan
|
Gu
|
AKTIVITAS 4:
1.
Apa yang dimaksud dengan prosedur distribusi internal?
2.
Sebutkan langkah-langkah prosedur distribusi internal!
3.
Apa yang dimaksud dengan prosedur distribusi eksternal?
4.
Sebutkan langkah-langkah prosedur distribusi eksternal!
5.
Sebutkan cara-cara pembagian dokumen!
6.
Sebutkan pembagian klasifikasi sub seksi yang lebih kecil!
7.
Sebutkan hal-hal apa saja yang dicatat
pada buku induk dokumen untuk melakukan pengkodean dokumen!
8.
Sebutkan empat kelompok arsip yang
ditata menurut sistem abjad!
9.
Bagaimana tata cara mengindeks nama
orang Tionghoa?
10. Bagaimana
tata cara mengindeks nama perusahaan?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar